Sabtu, 16 November 2013
Dialog TUHAN dan para MALAIKAT
Rahasia Dibalik Dialog ALLAH dengan MALAIKAT
Tatkala Allah mengajak dialog dengan para Malaikat
berkenaan dengan penciptaan Adam (manusia) terlintas
sebuah rahasia kebesaran Allah di balik dialog tersebut yang
menjadi renungan bagi manusia (keturunan Adam as). Dialog
tersebut terekam dalam Qur’an Surat Al Baqarah ayat 30 yang
artinya, “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau
dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui ”. Apa yang
terlintas dalam benak kita terhadap dialog tersebut? Bukan
berarti kita dipaksakan untuk mentafsirkan ayat terjamahan.
Pasti Anda akan terlintas, ada apa dengan pernyataan para
Malaikat dengan yang ditanyakan kepada Allah tentang
penciptaan khalifah di bumi. Artinya bahwa dalam
keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh para malaikat bahwa
khalifah yang hendak diciptakan itu akan membuat kerusakan
dan pertumbahan darah di bumi. Darimana ilmu para malaikat
tersebut? Dalam artian bahwa memang benar ada khalifah
yang tinggal di bumi ini sebelum khalifah versi berikutnya
yang bernama Adam (nenek moyangnya manusia) yang akan
diciptakan Allah SwT.
Apa arti khalifah itu? Secara umum makna khalifah adalah
penguasa, dan lebih khusus lagi adalah yang mengarap,
membina, memfungsikan, melestarikan, membangun suatu
wilayah agar dapat dijadikan tempat penghidupan mereka di
dalamnya. Khalifah juga diartikan sebagai wakil, khalifah fil
ardh maksudnya wakil Allah di bumi agar bumi dapat hidup
dengan dikelola sesuai dengan sunatullah untuk kebutuhan
hidup dari wakil Allah tersebut.
Nah…, siapa khalifah sebelum Adam as (manusia)? Memang
banyak tafsir yang menjelaskan bahwa bumi ini pernah dihuni
oleh makhluk ciptaan Allah yang mana mereka memiliki akal,
sebagaimana yang para Malaikat sampaikan, dengan akal
mereka yang kebablasan mereka membuat kerusakan dan
pertumpahan darah di bumi. Ada yang menafsirkan bahwa
mereka adalah dari golongan jin, yaitu makhluk Allah yang
diciptakan dari api, berbeda dengan manusia yang diciptakan
dari tanah, bahan dasar bumi. Golongan jin ini pulalah yang
membuat kerusakan dan pertumpahan darah di antara mereka
di muka bumi. Artinya mereka memiliki akal, hanya melampaui
batas sehingga mereka melakukan kerusakan. Hal yang untuk
menjelaskan bahwa mereka memiliki akal adalah mengacu
pada ayat di Al Qur’an Surat Adz Dzariyat ayat 56, dimana
makhluk jin pun memiliki tanggungjawab yang sama dengan
makhluk manusia, yaitu pembebanan ibadah kepada Allah.
Seperti diketahui bahwa pembebanan ibadah haruslah yang
memiliki akal. Berbeda dengan makhluk Allah yang bernama
Malaikat yang hanya berisikan ketaatan buta terhadap Allah,
yang selalu dan selalu bertahmid (memuji) dan bertasbih
(mensucikan) kepada Allah. Hal lain pembuktian bahwa jin
merupakan makhluk sebagai khalifah sebelum manusia
dengan peristiwa penolakan prosesi sujud (hormat)nya bangsa
jin kepada bangsa manusia dalam hal ini Adam as, dengan
alasan 1) mereka merasa lebih senior (lebih dulu diciptakan
daripada manusia selama ribuan tahun sebelum manusia), 2)
mereka merasa lebih baik dari bahan dasar penciptaan
(manusia dari tanah, jin dari api).
Dan ada pula menafsirkan, bahwa makhluk lain itu adalah dari
golongan malakut (malaikat) yang berbahan dasar penciptaan
dari cahaya, yang tinggal di bumi. Tapi pendapat ketiga ini
lemah. Ada juga yang menyatakan jenis hewan yang berakal
(ini yang sering dipakai teori evolusi manusia oleh Darwin).
Bahkan ada juga yang mengatakan sejenis makhluk lain di luar
golongan jin, hewan berakal, dan malaikat yang berkuasa di
bumi sebelum manusia. Semua itu belum ada bukti yang
menguatkan. Jejak peninggalan makhluk sebelum manusiapun
belum terungkap secara jelas benderang, siapakah mereka itu,
dan hanya sebatas dongeng-dongeng.
Yang jelas hingga kini, jenis species manusia memiliki banyak
variasi suku dan bangsa yang dipengaruhi oleh kondisi
makanan, kondisi tantangan dari alam tempat tinggal mereka
dan asimilasi antar suku bangsa. Demikian pula dengan
penghuni bumi sebelum manusia yaitu jin yang memiliki suku
dan bangsa yang juga dipengaruhi oleh jenis makanan mereka,
kondisi tantangan dari alam tempat tinggal mereka dan
asimilasi antar suku bangsa mereka. Hanya keterbatasan ilmu
manusia untuk mengungkap hal tersebut, dikarenakan berbeda
dimensi. Walaupun demikian interaksi pengaruh sisa
peninggalan dari penghuni (khalifah) bumi sebelum manusia
sedikit terasa, bisa dibilang seperti fenomena misteri Bermuda
Triangle, teknologi perhitungan kalender suku Maya, fenomena
Benda Terbang Yang Belum Teridentifikasi (UFO, Unidentified
Flying Object), atau artifak kuno yang terdapat di dalam
Piramida Mesir yang menggambarkan pesawat asing atau
makhluk lain, dan sebagainya. Wallahu a’lam bis shawwab.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar